Search This Blog

Sunday, July 31, 2011

Ketika Dua Mahasiswa Palestina Bicara di Kongres AS


Rabu, 27/07/2011 22:31 WIB
Dua mahasiswa Palestina berbicara di hadapan Kongres AS dan meminta anggota Kongres mendukung kampanye pengakuan Palestina sebagai negara merdeka berdasarkan kesepakatan perbatasan tahun 1967.

Kedua mahasiswa itu; Baha Milhim, 22, berasal dari kamp pengungsi Duheisha di dekat Yerusalem, kuliah di jurusan jurnalistik, dan Samir Anabtawi, 21, mahasiswa jurusan ilmu politik dari Jenin. Mereka bicara di hadapang Kongres dalam rangka kunjungan ke Gedung Kongres.

Milhim berbicara tentang kondisi pengungsi Palestina berdasarkan pengalamannya sendiri tinggal di kamp pengungsia. Ia mengatakan, warga Palestina mengalami penderitaan saat melintasi pos-pos pemeriksaan dan perbatasan yang dijaga tentara zionis Israel, dan Milhim menegaskan bahwa zionis Israel harus mengakui bahwa rakyat Palestina punya hak untuk merdeka.

"Saya berbicara di hadapan Anda semua pada hari ini, dari dalam Kongres AS untuk menegaskan pada Anda semua bahwa inilah saatnya untuk perubahan, dan saya menanti kesempatan akan adanya perubahan ini pada bulan September mendatang," ujar Milhim.

Sedangkan Anabtawi menceritakan kondisi kehidupan rakyat Palestina setelah pecah perlawanan rakyat Palestina Intifada kedua setelah Israel menyerang Jenin pada tahun 2002. Anabtawi sendiri ditembak oleh sebuah tank Israel, dan ketika berusia 9 tahun ia menyaksikan bagaimana ayahnya yang seorang dokter gagal menyelamatkan nyawa seorang anak Palestina.

"Saya berhak untuk membenci tapi saya tidak mau melakukannya ... saya di sini untuk meminta hak-hak saya dan meminta kemerdekaan. Saya tidak mau tetap menjadi 'bukan siapa-siapa' dan datang dari 'tempat yang tak ada'. Saya ingin menjadi orang Palestina yang datang dari sebuah negara merdeka Palestina," tukas Anabtawi.

Milhim dan Anabtawi bisa bicara di Kongres AS atas undangan dua anggota Kongres dari kubu Demokrat, Donald Payne dan Jared Polis. Kedua mahasiswa Palestina itu menyebut Payne dan Polis sebagai anggota Kongres yang properdamaian.

"Hanya sedikit orang yang bisa menembus tembok Kongres AS. Tapi masih banyak yang harus kami lakukan di forum internasional, agar lebih cepat pada pengambil keputusan untuk memobilisasi dukungan politik internasional bagi diakuinya negara Palestina bulan September nanti. (aisyah/ma'an)

http://knrp.or.id/berita/aktual/ketika-dua-mahasiswa-palestina-bicara-di-kongres-as.htm

No comments:

Post a Comment