WAWANCARA Minggu, 11 Juli 2010, 07:46:26 WIB Agus Gumiwang Kartasasmita, Tanpa Persatuan, Kemerdekaan Bangsa Palestina Sulit Diraih Dalam kunjungan, rombongan yang dipimpin Wakil Ketua Komisi I DPR Agus Gumiwang Kartasasmita sempat bertemu kelompok Hamas dan Fatah. Kedua kelompok diimbau untuk bersatu guna memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Tanpa ada persatuan, menurut Agus, sulit untuk mencapai kemerdekaan. Berikut Agus Gumiwang menuturkan kunjungannya ke Gaza kepadaRakyat Merdeka. Saat reses ini anggota Komisi I DPR ke Gaza. Ngapain aja di sana? Kami di sana melakukan misi DPR yang sudah jauh-jauh hari dipersiapkan. Pertama, Indonesia ingin menegaskan posisinya mengenai pencabutan blokade Israel atas Jalur Gaza yang telah menyengsarakan masyarakat Palestina di Jalur Gaza. Kedua, melalui kunjungan ini, Indonesia juga menegaskan dukungan penuh terhadap kemerdekaan bangsa Palestina dan berdirinya negara Palestina yang berdaulat. Ketiga, Pemerintah Indonesia memandang penting terciptanya rekonsiliasi Palestina sebagai syarat mendasar bagi tercapainya sebuah negara Palestina yang berdiri di tanah Palestina. Selain itu, kami juga menyampaikan pada saudara kita di Palestina bahwa Indonesia sudah menyiapkan dana 2 juta dolar Amerika untuk membangun rumah sakit di sana. Ketua DPR Marzukie Ali sudah meletakkan batu pertama awal pembangunan rumah sakit tersebut yang disaksikan langsung oleh tokoh-tokoh Palestina di Gaza. Dan yang terpenting, kami sampaikan juga kepada warga Palestina disana akan pentingnya persatuan. Karena tanpa adanya persatuan, kemerdekaan bangsa Palestina akan sulit untuk diraih. Kelompok Hamas dan Fatah hingga kini terlibat konflik. Apakah DPR juga mengimbau agar kedua kelompok bersatu? Kami telah sampaikan kepada pimpinan dua faksi yang bertikai di Palestina, yakni Hamas dan Fatah. Kedua faksi itu memberikan penghargaan dan terima kasih kepada parlemen, pemerintah dan rakyat Indonesia atas dukungannya pada perjuangan bangsa Palestina. Kedua faksi itu juga mengapresiasi inisiatif parlemen Indonesia yang ingin menjadi penengah atas ketidakharmonisan antara Hamas dan Fatah. Apresiasi dan penghargaan tersebut diperoleh ketika delegasi parlemen Indonesia bertemu dan berdialog dengan anggota parlemen dari kedua faksi terbesar dalam perjuangan kemerdekaan Palestina meski upaya pertemuan tersebut sempat dihalangi Israel. Kami bertemu anggota parlemen dari faksi Hamas di Gaza. Sedangkan pertemuan dengan anggota parlemen dari faksi Fatah berlangsung di Amman, Yordania karena pemerintah Israel tidak memberi kami izin masuk ke Ramallah yang menjadi ibukota sementara Palestina maupun Yerusalem. Bagaimana upaya yang dilakukan DPR untuk mendorong kemerdekaan Palestina? Ini sebenarnya upaya dan harapan masyarakat Indonesia melalui DPR dalam mendorong kemerdekaan bagi Palestina. Semua tahu bahwa selama ini rakyat Indonesia rutin membicarakan kemerdekaan bagi Palestina. Tak heran, ketika publik mendengar bahwa DPR akan melakukan kunjungan kerja ke Palestina, rakyat begitu antusias memberikan dukungan kepada kami. Apakah bangsa Palestina mengetahui bahwa masyarakat Indonesia saat peduli terhadap kemerdekaan mereka? Sangat tahu. Bahkan ketika kami datang, Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah menyambut kami dengan baik dan mengatakan bahwa dirinya sangat bangga dan terima kasih kepada rakyat Indonesia. Sebab, selama ini menurutnya berjuta-juta rakyat Indonesia selalu berdemonstrasi untuk mendukung Palestina merdeka. Ketika di Yordania, kami sampaikan bahwa menyangkut soal Palestina, Indonesia itu adalah negara yang unik. Kalau ada sesuatu yang kecil saja merugikan rakyat Palestina, di Indonesia dari wilayah ujung timur ke ujung barat akan menggelar aksi unjuk rasa tentang penolakan yang terhadap insiden yang merugikan rakyat Palestina. Jadi, ketika ada kejadian yang menimpa bangsa Palestina, maka 240 juta rakyat Indonesia akan bersatu menyatakan perlawanan. Mereka bisa melupakan dulu masalah ekonomi, politik, hukum dan sosial yang sedang terjadi. Makanya, ketika kami memutuskan untuk pergi ke jalur Gaza, maka kunjungan ini menjadi kunjungan kerja parlemen yang didukung oleh mayoritas rakyat Indonesia. Apakah Komisi I sempat membicarakan soal penghentian konflik di Gaza? Di sana kami menyampaikan pentingnya persatuan Palestina dalam menghadapi berbagai gempuran yang kerap terjadi. Saya yakin, kalau seluruh lapisan yang ada di Palestina bersatu, kemerdekaan yang diharapkan bisa terwujud. Ada hal yang menarik yang kami tangkap bahwa tragedi kapal Mavi Marmara ternyata telah membawa hikmah bagi Palestina. Ada faksi di Palestina yang menyatakan pentingnya persatuan dan menghargai kedaulatan Palestina. Artinya, ada momentum bahwa pada saatnya nanti Palestina akan memperoleh kemerdekaan karena persatuan mulai terbangun. Tinggal sekarang bagaimana kita mengkampanyekan kepada dunia untuk kemedekaan bagi Palestina. Apakah DPR juga bertemu pihak Israel? Tidak. Karena negara kita tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel sehingga kita tidak bisa bertemu begitu saja. Dalam kunjungan kami ke Jalur Gaza, kami merupakan pejabat resmi pemerintah. Kami akan melanggar hukum dan bisa dipenjara kalau kami mendatangi Israel. Kecuali untuk media atau masyarakat biasa, tidak ada masalah ketika mau datang ke Israel asal memenuhi persyaratan yang ada. Banyak relawan dari Indonesia yang hendak pergi ke Gaza. Apa sempat dibicarakan mengenai keselamatan para relawan? Kalau memang masih banyak relawan yang ingin berangkat ke jalur Gaza, itu tidak masalah. Bahkan saya berharap agar relawan Indonesia tidak berhenti datang ke jalur Gaza hanya karena telah tragedi Mavi Marmara. Mengenai keamanan mereka di sana, saya pikir para relawan sudah mengerti betul siapa yang akan dihadapi dan risiko apa yang akan terjadi. Apa tindak lanjut dari kunjungan ke Gaza? Kami akan rumuskan dan sampaikan kepada presiden tentang apa yang kami tangkap selama kunjungan kerja di sana. Misalnya masalah penderitaan rakyat Palestina karena konflik yang terjadi selama ini. Kami pikir, di antara pemerintah dan DPR tidak memiliki banyak perbedaan. Pertama, kami tidak berbeda dalam hal mendesak terbentuknya tim pencari fakta yang independen yang dimonitor oleh masyarakat International terkait tragedi Mavi Marmara. Kedua, kami sama-sama mendukung diakhirinya isolasi di Gaza. Namun untuk mendukung persatuan di Palestina, saya belum tahu posisi pemerintah dalam hal ini. Tapi saya yakin bahwa pandangan pemerintah sama dengan pandangan dari DPR mengenai pentingnya persatuan rakyat Palestina dalam meraih kemerdekaan. |
Search This Blog
Sunday, March 13, 2011
Agus Gumiwang Kartasasmita, Tanpa Persatuan, Kemerdekaan Bangsa Palestina Sulit Diraih
Subscribe to:
Posts (Atom)