Sabtu, 01/10/2011 21:21 WIB
Kongres AS memutuskan untuk membekukan bantuan sebesar 200 juta USD, yang disalurkan setiap tahun oleh USAID untuk Otorita Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.Laporan harian Inggris The Independent edisi Sabtu (1/10) menyebutkan bahwa Presiden AS Barack Obama tidak diajak diskusi terkait sanksi yang dijatuhkan terhadap Otorita Palestina. Lobi Israel-lah yang paling berperan sehingga Kongres mengambil keputusan itu, meski sejumlah pejabat Israel dan AS menolak langkah tersebut karena khawatir akan reaksi Palestina.
AS mengalokasikan dana sekitar 600 juta USD setiap tahunnya untuk bantuan layanan kesehatan, pendidikan, keamanan, termasuk 50 juta USD untuk menyokong anggaran pemerintah Otorita Palestina.
The Independent mengkritik keputusan Kongres AS, yang dinilai akan mempengaruhi bukan hanya rakyat Palestina tapi juga warga Israel. ÄS mengancam menggunakan veto terhadap langkah Palestina di PBB saja sudah tidak bias diterima. Begitu juga keputusan Kongres, sangat memalukan,” demikian The Independent.
Mantan Presiden AS Bill Clinton mengingatkan, Kongres AS meski menjadi lembaga yang paling berpihak pada Israel, seharusnya tidak mengambil keputusan itu. Namun, belakangan ini pemerintahan Barack Obama mengancam Otorita Palestina jika melanjutkan niatnya untuk meminta pengakuan sebagai anggota penuh PBB. Menurut pemerintahan Obama, satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian dan solusi dua negara adalah melalui negosiasi langsung dengan Israel.
Faktanya, negosiasi dengan Israel yang sudah berlangsung puluhan tahun selalu menemui jalan buntu, karena Israel kerap melanggara kesepakatan dan menolak persyaratan Palestina yang diajukan dalam negosiasi.
Negosiasi antara Palestina dan Israel benar-benar dihentikan pada September 2010, yang kemudian mendorong Otorita Palestina untuk mengajukan permintaan pada PBB agar Palestina diakui sebagai anggota penuh PBB yang secara tidak langsung pengakuan terhadap berdirinya negara Palestina yang independen. (aisyah/im)
No comments:
Post a Comment